Gambar di atas merupakan printscreen dari hasil backup menggunakan aplikasi Backup Sinkron Dapodik 207. Jumlah anggota rombel pada gambar tertera 403, data yang sebenarnya pada aplikasi dapodik hanya berjumlah 322 peserta didik. Demikian halnya dengan data yang lain. Semua data yang terdapat pada hasil backup jumlahnya menjadi lebih banyak dari data yang sebenarnya yang terdapat pada aplikasi dapodik.
Tentu saja hal ini menjadi tanda tanya dikalangan operator pendataan sekolah. Kekuatiran yang cukup beralasan, karena apa yang mereka kerjakan sangat berdampak terhadap kepentingan banyak pihak. Dari sekian pihak yang paling cepat merasakan dampak dari pekerjaan operator yakni para guru penerima tunjangan profesi. Olek karena itu para operator sangat berhati-hati dalam hal pekerjaannya. Sudah banyak cerita mengenai hubungan yang "memanas" antara operator dengan para guru di sekolah. Akibat apa?, pastinya karena tidak terbitnya SK TPP beberapa guru. Sementara para guru hanya tahu bahwa dapodik sangat menentukan terhadap kelanjutan tunjangan mereka. Umumnya mereka tidak mengetahui bahwa, banyak sekali persoalan yang meliputi aplikasi dapodik beserta infrastrukturnya. Sehingga berfikir, jika SK TPP tidak terbit, maka pasti karena kesalahan operator.
Oke, kembali judul. Menurut penjelasan sumber yang terpercaya, keadaan data yang terkesan bertambah tersebut tidak perlu dirisaukan. Terjadi demikian karena aplikasi mengambil semua data yang diperlukan, termasuk data yang telah dihapus. Ternyata data-data yang pernah dihapus pada aplikasi dapodik sesungguhnya tidak benar-benar dihapus secara permanen, akan tetapi hanya diberi tanda (flag) bahwa data tersebut record-nya telah dihapus. Sementara itu Aplikasi BSD 207 mengambil semua data tersebut, termasuk data yang telah di-flag tersebut, akibatnya data jadi bertambah.
0 komentar:
Posting Komentar